AKSESPUBLIK.COM, GOWA — Festival tahunan unggulan Beautiful Malino, yang akan digelar pada 9 hingga 13 Juli 2025 di kawasan Hutan Pinus Malino telah memasuki proses finalisasi dan siap untuk menghibur masyarakat Gowa dan Sulawesi Selatan. Mengusung tema “Colours of Culture”, festival tahun ini hadir sebagai ruang harmoni yang mengemas budaya Nusantara dengan mempertemukan seni, kuliner, dan tradisi.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa, Ratnawati dalam Konferensi Pers Beautiful Malino yang diselenggakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa di Baruga Karaeng Pattingalloang, Kantor Bupati Gowa, Minggu (6/7).
“Festival ini telah menjadi bagian penting dalam kalender pariwisata Sulawesi Selatan dan berhasil menarik puluhan ribu pengunjung setiap tahunnya. Beautiful Malino juga sebagai ajang penguatan identitas budaya warisan daerah, serta penggerak ekonomi lokal berbasis pariwisata dan ekonomi kreatif,” tutur Ratnawati.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa festival yang menargetkan 100.000 jumlah pengunjung dan Pendapatan Asli Daerah 10 miliar rupiah ini berfungsi sebagai ruang kolaboratif yang hidup dan terus berkembang di Kabupaten Gowa.
“Event ini bukan hanya tentang pertunjukan budaya, tapi juga menyatukan banyak kekuatan lokal seperti seniman, UMKM, hingga komunitas dalam satu semangat yang sama yaitu, menjaga dan merayakan warisan budaya kita,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa konsep penyelenggaraan Beautiful Malino tahun ini menitikberatkan pada 3 nilai yang ingin dicapai yaitu aman, nyaman, dan memorable.
“Kami ingin menjadikan Malino sebagai panggung budaya terbuka yang inklusif, di mana setiap orang bisa datang bukan hanya sebagai penonton, tapi juga memberikan kontribusi nyata dalam pelestarian budaya Kabupaten Gowa,” lanjut Ratnawati.
Untuk diketahui, festival ini akan dibagi ke dalam beberapa zona tematik yang tersebar di kawasan Hutan Pinus dan sekitarnya. Di Culture Area, pengunjung dapat menikmati Art & Culture Show, bazar kuliner, hingga instalasi seni Malino Magical Forest. Di area Culture Camp, suasana berkemah juga dipadukan dengan pertunjukan seni dan layar tancap. Sementara itu, Colours Area akan menjadi tempat berlangsungnya workshop bambu, live music, dan aktivitas budaya harian lainnya. Tak hanya menyajikan pengalaman budaya, festival ini juga memberikan pertunjukan hiburan yang ramah anak seperti lomba menggambar anak, dan permainan tradisional.
“Beautiful Malino bukan hanya milik Pemkab Gowa. Sinergi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, komunitas, dan warga menjadi kekuatan utama dalam penyelenggaraan festival ini. Beautiful Malino diharapkan terus menjadi ikon kebanggaan Sulawesi Selatan di mata nasional dan internasional,” tegasnya.
Untuk informasi tambahan dan pendaftaran, pengunjung dapat mengakses akun Instagram resmi Disparbud Gowa @pesonagowa. Sistem digital ini dihadirkan untuk memberikan kemudahan dan aksesibilitas yang lebih luas, termasuk bagi wisatawan dari luar daerah.
Menutup konferensi pers, Direktur Double Helix Indonesia selaku event organizer, Dr. Faizal Riski Tawil menyampaikan optimismenya terhadap pelaksanaan festival tahun ini.
“Beautiful Malino ini kami rancang untuk menjadi peristiwa budaya yang spektakuler. Kami berharap pengalaman yang didapatkan nanti tidak hanya indah secara visual, tetapi juga berkesan secara emosional,” pungkas Ichal.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang membahas berbagai aspek teknis dan substansi penyelenggaraan Beautiful Malino 2025, termasuk kesiapan infrastruktur, keamanan pengunjung, serta strategi promosi pariwisata daerah.(*)
Comment