Makassar Siapkan “Festival Muara” Jadi Ikon Baru, Wali Kota Targetkan Panggung Budaya Kelas Eropa

AKSESPUBLIK.COM, MAKASSAR — Pemerintah Kota Makassar tengah menyiapkan konsep Festival Muara, sebuah perhelatan budaya yang digadang-gadang bakal menjadi ikon baru kota ini. Festival spektakuler ini dirancang untuk memanfaatkan kawasan pertemuan sungai dan laut (muara) sebagai panggung utama, sekaligus menjadi ruang pelestarian tradisi dan promosi kearifan lokal Makassar kepada dunia.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (Appi), menegaskan bahwa budaya adalah identitas dan kekuatan kota. Ia mencontohkan Sungai Tallo dan Sungai Jeneberang yang bermuara ke laut, memiliki potensi besar untuk dijadikan lokasi atraksi budaya.

“Di Eropa, festival seperti ini sudah menjadi agenda besar. Kenapa kita tidak bisa menghadirkannya di Makassar?” tegas Appi saat menerima audiensi Dewan Kesenian Kota Makassar (DKM), Rabu (1/10).

Festival Muara nantinya akan menghadirkan beragam atraksi budaya, mulai dari pentas tari, musik tradisional, hingga berbagai pertunjukan adat khas Makassar. Semuanya dikemas menarik dan melibatkan tokoh budaya yang tinggal di bantaran sungai dan pesisir.

Perkuat Identitas Kultural dan Gedung Teater Selain menggagas Festival Muara, Munafri juga menekankan upaya memperkuat kebanggaan kultural, salah satunya dengan mengusulkan agar lagu daerah tradisional Makassar dinyanyikan setelah lagu Indonesia Raya pada setiap acara resmi.

“Budaya adalah kekuatan kita. Lewat Festival Muara, kita ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Makassar bukan hanya kota metropolitan, tapi juga kota yang kaya akan warisan budaya,” ungkapnya.

Appi juga menyampaikan cita-citanya membangun sebuah gedung pertunjukan teater representatif untuk menampung minat dan bakat seni tradisional anak muda Makassar. Menjelang HUT Kota Makassar pada November mendatang, ia berharap kegiatan dihiasi nuansa musik dan seni budaya lokal yang kental.

Dukungan Penuh Dewan Kesenian Ketua Dewan Kesenian Kota Makassar (DKM), Juniar Arge, menyatakan dukungan penuh terhadap gagasan Wali Kota. Menurutnya, Festival Muara merupakan terobosan penting untuk pelestarian budaya dan pembukaan ruang ekspresi bagi seniman.

“Respon kami dari Dewan Kesenian Makassar luar biasa. Apresiasi terhadap usulan Pak Wali ini sangat tinggi. Insya Allah kita siap mem-backup apa yang menjadi kebijakan beliau,” kata Juniar usai audiensi.

Poin penting lain yang diapresiasi DKM adalah rencana pembangunan gedung pertunjukan dan konsep lorong-lorong tematik yang menghadirkan karya seni rupa.

“Beberapa kota yang saya kunjungi belum ada usulan seperti ini. Mudah-mudahan bisa terwujud,” ujarnya, menekankan pentingnya regenerasi agar anak muda terlibat dalam kebudayaan.

Audiensi ini juga menjadi ajang silaturahmi pengurus baru DKM periode 2025–2030, yang menyampaikan sederet program kerja, di antaranya pementasan teater, bimbingan seni lukis untuk pelajar SMP, pelatihan guru kesenian, serta lomba cipta dan baca puisi.

Ketua Harian DKM, Armin Mustamin Toputiri, berharap semua program, termasuk bimbingan teknis penulisan budaya lokal, mendapatkan dukungan penuh pemerintah kota.(*)

Comment