AKSESPUBLIK.COM, MAKASSAR — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maros menyatakan ketertarikan kuat dan berkomitmen untuk mereplikasi inovasi SALAMA (Sahabat Anak Lewat Afirmasi Aman Bencana) yang dikembangkan oleh BPBD Kota Makassar.
Inovasi ini akan diadaptasi untuk menumbuhkan kesiapsiagaan bencana sejak usia dini di Maros dengan pendekatan psikologis yang ramah anak.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Maros, Towadeng, S.H., menyampaikan apresiasi tinggi terhadap terobosan dari Makassar tersebut. Ia menilai SALAMA sangat luar biasa dan relevan untuk diterapkan di daerah rawan bencana.
“Inovasi ini sangat luar biasa, sangat baik kreativitas yang dilakukan BPBD Kota Makassar. InsyaAllah kami juga akan lakukan hal yang seperti itu, tentu dengan metode kebaharuan untuk inovasi di BPBD Kabupaten Maros,” ujar Towadeng.
Menurutnya, kesiapsiagaan bencana harus diajarkan sejak dini dalam kehidupan sehari-hari dengan metode yang menyenangkan, seperti yang diterapkan dalam SALAMA.
“Kita belajar dari negara-negara yang rawan bencana. Mereka tidak lagi panik, karena pemahaman tentang kesiapsiagaan sudah diajarkan sejak dini dalam kehidupan sehari-hari dengan metode yang menyenangkan,” tambahnya.
SALAMA merupakan model pendidikan kesiapsiagaan bencana berbasis afirmasi psikologis dan metode Hypno-Shield. Program ini dirancang oleh tim BPBD Kota Makassar di bawah kepemimpinan Dr. H. Muhammad Fadli, S.E., M.M.
Program ini menggabungkan unsur pembelajaran partisipatif, permainan, dan simulasi sederhana untuk menanamkan perilaku tangguh bencana, sekaligus memastikan anak-anak tidak panik berlebihan saat terjadi insiden.
Inovasi SALAMA telah mendapat dukungan penuh dari Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, serta melibatkan kolaborasi lintas sektor seperti Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA), dan pendampingan oleh BRIDA Kota Makassar sejak peluncurannya pada 30 September 2025.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Makassar, Dr. H. Muhammad Fadli, S.E., M.M., menyambut baik rencana replikasi ini sebagai bentuk penguatan kapasitas regional.
“Kolaborasi antar daerah untuk pendidikan tangguh bencana anak merupakan hal yang penting dilakukan. Harapannya, agar anak-anak sebagai kelompok rentan dalam situasi bencana bisa ditingkatkan kapasitasnya, bukan hanya pasif dan menerima nasib,” ungkap Fadli.
Ia menjelaskan bahwa SALAMA mengajarkan anak-anak cara menyelamatkan diri, cara mengakses bantuan, dan yang terpenting, membentuk ketenangan agar mereka tidak panik saat bencana terjadi.
Usai pertemuan informal antar kedua lembaga, BPBD Kabupaten Maros menyampaikan komitmen awal untuk berkoordinasi lebih lanjut dan menjajaki kemungkinan transfer pengetahuan.
BPBD Kota Makassar menegaskan kesiapan mereka untuk mendukung langkah-langkah replikasi SALAMA sebagai kolaborasi antar daerah menuju masyarakat tangguh bencana di Sulawesi Selatan. (*)
Comment