AKSESPUBLIK.COM, Makassar — Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) kembali dipercaya memberi pelatihan bagi 209 petani kelapa sawit asal Luwu Utara (Lutra), di Makassar.
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit, Panen dan Pasca Panen bagi petani kelapa sawit asal Luwu Utara ini berlangsung di Hotel Best Western Makassar, 7-11 Mei mendatang.
Wakil Direktur Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY), Idum Satia Santi menyampaikan lembaganya sudah tiga tahun terakhir mendampingi petani sawit di Sulsel.
“Peserta pelatihannya selalu yang terbanyak dari Kabupaten Luwu Utara. Ini kita apresiasi berarti minat petani meningkatkan skill dan pengetahuan serta manajemennya makin tinggi,” kata Idum Satia.
Tiga tahun terakhir mereka telah melatih petani berbeda dari dua kabupaten yakni Luwu Utara dan Luwu Timur. Tahun ini, lembaganya kembali dipercaya melatih petani sawit di 10 kabupaten di lima provinsi.
Di antaranya di Provinsi Kalimantan Selatan, Sulsel, Sumatera Selatan (Sumsel), Sulawesi Barat (Sulbar) dan Provinsi Kalimantan Tengah. “Pekan depan kita latih petani dari Luwu Timur,” bebernya.
Di antara materi yang diberikan adalah cara beri pupuk, hama, pemilihan obat yang tepat, manajemen kelompok tani hingga pertukaran ilmu sesama petani kelapa sawit di tiap wilayah.
Menurutnya, 209 petani sawit ini selama empat hari akan digembleng dalam tujuh kelas dengan dua modul pelatihan berbeda.
Yakni dua kelas untuk modul pengetahuan Panen dan Pasca Panen, serta lima kelas untuk modul Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. “Pengusulan modul ini dari dinas perkebunan daerah yang kami sempurnakan,” sebutnya.
Hadir dalam pelatihan tersebut adalah Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Luwu Utara, Arifuddin yang juga mewakili Pemkab Luwu Utara.
Sementara salah satu narsumber pemateri yakni Dr Hariyadi dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Pelatihan sendiri dibuka oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sulsel, Imran Jausi.
Ia menyampaikan perkebunan kelapa sawit di Sulsel saat ini fokus dikembangkan di empat daerah yakni di Kabupaten Luwu Utara (Lutra), Luwu Timur (Lutim), Wajo dan Kabupaten Pinrang.
Khusus dua kabupaten di awal telah memberi kesejahteraan bagi petani dan masyarakat sekitar lantaran sudah relatif lebih awal mengembangkan tanaman kelapa sawit di kebun mereka.
“Karenanya keberlanjutannya harus terus dikawal bersama. Potensi sawit kita ini luar biasa sekali, kenapa (masih ada) yang kurang produktif. Terkait SDM nya,” kata Imran Jausi.
Di antaranya disebutkan karena telah menghasilkan Dana Bagi Hasil (DBH) untuk pertama kalinya tahun ini mencapai Rp2,1 milir khusus ke Dinas Perkebunan.
“Ke OPD (organisasi perangkat daerah/dinas) lain yang terkait juga ada (dapat DBH), misal PU untuk perbaikan jalannya dan lainnya. Jumlahnya bervariasi,” bebernya.
Pelaksana kegiatan sendiri adalah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dibawah Kementerian Keuangan, bekerjasama Direktorat Jenderal Perkebunan (Dirjenbut) Kementerian Pertanian. (*)
Comment